Kalo kamu anak
kelahiran 90an dan suka nonton Si Doel, pasti
kamu tau sosok Babe yang satu ini. Beliau adalah Benyamin Sueb, sebenarnya artis lama,
udah dari tahun 60an beliau terkenal.
Benyamin Sueb adalah pemeran, pelawak, sutradara, dan penyanyi
Indonesia. Seumur hidupnya, Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan
53 judul film. Saking legendarisnya Benyamin, namanya sampai dijadikan mana
jalan di daerah Kemayoran, Jakarta Utara. Celetukan “muke lu jauh” dan “kingkong
lu lawan” adalah celetukan khasnya yang masih terkenang hingga saat ini.
Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya
kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya
sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si
kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya
buat biaya sekolah kakak-kakaknya. Benyamin sering mengamen ke tetangga
menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang
melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong
kue sebagai "imbalan".
Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang
jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir
di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak.
Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua
engkong Benyamin yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk,
sebuah teater rakyat - menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga
pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda. Sewaktu kecil, bersama 7
kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng.
Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik
dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak
besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan "alat musik" itu
mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.
Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat
berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni. Dari tujuh
saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto
(ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi
(ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman
Betawi. Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan
Jago sejak umur 7 tahun. Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan
disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering
ditraktir teman-teman sekolahnya.
SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di
Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng. Di
sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan
kenaikan kelas, ia mengancam, "Kalau gue kagak naik lantaran aljabar,
awas!" Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat
setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat.
Bagaimana kisah lanjutan Benyamin selanjutnya? Tunggu
postingan selanjutnya!
No comments:
Post a Comment