Tuesday, April 23, 2013

Sejarah Rendang



Kalo kamu gaul, kamu pasti tau rendang. Emang ga bisa dipungkiri kalo rendang itu makanan yang enak banget. Bahkan di situs ini rendang diklaim jadi makanan terenak di dunia, diikuti nasi goreng (walaupun poll-nya agak maksa sih itu keliatannya). Pasti beberapa di antara kamu ada yang penasaran, siapa kiranya jenius yang menemukan rendang ini? Mari kita bahas.


Berdasarkan penelusuran yang kita lalui, rendang diduga kuat berasal dari Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.

Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
  3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.

Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.” Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.

Rendang pun semakin mendunia karena banyak orang Minang hobi merantau kemudian buka Restoran Padang di perantauannya. Bahkan orang non-minang pun banyak yang buka restoran Padang juga. Berterimakasihlah kepada orang Minang yang merantau, tanpa mereka, mungkin kita-kita yang tinggal di luar Sumatera ga bakal nyobain kelezatan rendang.


No comments:

Post a Comment